Karyaini dilisensikan di bawah . Pelajari lanjut tentang lisensi gambar. Puisi Karya Ahmadun Yosi Herfanda; Minion Gokil; Leather Mustang Keychain; Foto Bule Cantik; Jersey Polos Putih; Baca Koran Online Gratis; Gambar Kursi Untuk 4 Orang; Gambar Bimber Bahasa Ingris Anak Sd; Gambar Red Velvet;
March21st, 2019 - Sebagai penyair diraja terakhir karya karya Muda Omar Ali Saifuddien tidak terlepas daripada menonjolkan citra sastera Brunei atau Borneo melalui pemikiran dan gambaran budaya dan latar karyanya Syair Perlembagaan berlatar belakangkan budaya dan pemikiran disekitar proses memateri perlembagaan Negara Brunei
Ahmadunmerupakan salah satu pendiri Komunitas Sastra Indonesia bersama Medy Loekito, Diah Hadaning, dan lain-lain. Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997). Kesimpulannya adalah Ahmadun Yosi Herfanda merupakan seorang jurnalis dan juga sastrawan. Beliau menulis esai sastra, cerpen, puisi, dan juga sajak sufistik sosial religius.
berjutawajah satu jiwa. ya, apalah artinya tembok pemisah kita. apalah artinya rahim ibu yang berbeda? jiwaku dan jiwamu, jiwa kita. tulus menyatu dalam asuhan. burung garuda. Jakarta, 1984/1999. Sumber: Republika Online, edisi : 22 Agustus 1999. Label: BERANDA , PUISI.
Lewatpuisi, Ahmadun Yosi Herfanda hendak mengungkapkan
Alfredlancar berbahasa dan menulis dalam bahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Alfred sangat tertarik di bidang bahasa, kimia, dan fisika. Ayahnya menginginkannya mengikuti jejaknya dan tak menghargai bakat Alfred dalam puisi. Ia memutuskan mengirim putranya ke luar negeri untuk belajar dan menjadi insinyur kimia.
Entahapa saya sudah tiba pada niat baik atau terlampau tendensius dalam memilah kata. Apakah saya sudah memulai sebuah perjalanan atau masih jalan di tempat. Entah apa saya akan tiba di tujuan saya: puisi, yang tak pernah membuat saya puas, yang terus-menerus saya koreksi semampu saya, saya edit-revisi. Terus-menerus. Khoer Jurzani
Puisi Sajak Embun (Karya Ahmadun Yosi Herfanda) Hanya karena cinta embun menetes dari ujung bulu mata-Mu, membasahi rumput dan daun-daun, lalu meresap ke jantungku. Cacing-cacing pun berzikir pada-Mu, mensyukuri kodratnya tiap waktu. Siapa yang menolak bersujud pada-Mu yang tak bersyukur karena karunia-Mu? Barangkali hanya orang-orang congkak
ApbCxU6. Ahmadun Yosi Herfanda – jakarta di kota peradaban orang-orang mencari tuhan di bar-bar dan bursa-bursa perempuan, bank-bank dan perkantoran. politikus pun mengaum di mana tuhan di mana? birokrat menjawab sambil menguap di sini tuhan di sini. ketika orang-orang berdatangan yang teronggok cuma berhala kekuasaan meninggalkan tuhan dalam dirinya, orang-orang makin sibuk mencari tuhan, memanggil-manggil tuhan, di mana kau tuhan? di sini tuhan di sini jawab suara di hotel-hotel dan kelab malam. ketika orang-orang berdatangan, yang terhampar cuma kelamin-kelamin rindu bersebadan di kota peradaban orang-orang mencari tuhan hilir-mudik di jalan-jalan, berebut keluar masuk diskotik dan pasar-pasar swalayan orang-orang lupa, tuhan dalam hati sendiri tak pernah pergi 1992
Jalan Rindu Di jalan manakah engkau kini menunggu Kekasih. Begitu panjang jalan kutempuh Tapi, tak sampai-sampai juga padamu. Berapa abad lagi aku mesti Menahan nyeri hati tanpamu Kutanggung sendiri berwindu rindu Kutahan sendiri sepi tanpamu. Di manakah kini engkau menunggu Kekasih. Setelah kutinggal khianat tanpamu Tak tahu lagi kini alamat bagi rinduku Masih terbukakah pintu untuk kembali Ke satu cinta hanya padamu? Jakarta, 2007Puisi Jalan RinduKarya Ahmadun Yosi HerfandaBiodata Ahmadun Yosi HerfandaAhmadun Yosi Herfanda kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.